Objek Wisata Gunung Tangkuban Perahu

Objek Wisata Gunung Tangkuban Perahu - Objek Wisata Gunung Tangkuban Perahu terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Jaraknya 30 km dari kota Bandung. Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika Anda bertolak dengan kendaraan pribadi dari arah Subang maupun Lembang, untuk sampai ke lokasi melalui pintu masuk kedua, maka perjalanan mengarah ke utara dari bumi perkemahan dengan jarak tempuh sekitar 3 km.

Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung berapi yang terdapat di Jawa Barat. Disebut Tangkuban Perahu karena bentuknya mirip dengan perahu terbalik. Gunung ini memiliki ketinggian kurang lebih 2.084 mdpl. Terdapat berbagai hutan di sana, yaitu hutan dipterokarp bukit, hutan dipterokarp atas, hutan montane, dan hutan ericaceous. Tangkuban Perahu pernah meletus pada tahun 1910 dan membentuk banyak kawah yang sering mengeluarkan asap belerang ke dataran rendah yang berada di bawahnya.




Kawasan Wisata Gunung Tangkuban Perahu pada puncaknya berbentuk memanjang mirip dengan perahu yang terbalik dan jarang dimiliki gunung berapi pada umumnya. Di lereng gunung terdapat hamparan kebun teh yang luas sehingga menambah daya tarik gunung ini. Dari puncak gunung, Anda dapat menikmati indahnya pemandangan alam dan kesejukan udara sambil melihat suasana kota Bandung.

Ada beberapa kawah yang dapat Anda kunjungi di sekitar Tangkuban Perahu, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian, dan Pangguyangan Badak. Kawah Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas merupakan kawah yang paling sering dikunjungi. Kawah Ratu berbentuk seperti mangkuk raksasa. Jika cuaca cerah, Anda dapat melihat dinding dan dasar cekungan kawah ini dengan jelas. Kawah Ratu merupakan kawah terbesar yang letaknya bersebelahan dengan Kawah Upas.

Kawah Upas bentuknya cukup dangkal dan datar pada bagian bawahnya sehingga ditumbuhi pepohonan liar di salah satu sisi dasar kawah. Kawah Domas bentuknya berupa cekungan yang mengeluarkan sumber air panas. Panas sumber air panas yang mengandung belerang tersebut, dapat Anda pergunakan untuk membasuh badan.

Untuk menuju kawah-kawah tersebut, Anda dapat berjalan kaki melewati jalan setapak dengan jarak tempuh antar kawah yang tidak begitu jauh. Anda juga dapat menyewa kuda tunggangan khusus untuk menuju Kawah Ratu.

Di sekitar area bibir Kawah Ratu dan Kawah Upas, banyak terdapat warung dan kios yang menjajakan aneka macam makanan, minuman, dan masakan khas lembang, yaitu ketan bakar. Di area ini, banyak pedagang kaki lima yang menjual aneka macam permainan anak-anak, boneka, topi, tas, kerajinan dari batu, pernak-pernik (gelang,cincin, senjata tajam khas daerah, selendang), alat musik angklung, batu dan serbuk belerang (obat alternatif penyakit kulit), tanaman bonsai, dan buah stroberi. Fasilitas yang tersedia adalah persewaan kuda, mushala, halaman, parkir, dan pusat informasi. Penginapan dengan berbagai tipe pun tak susah ditemukan di sepanjang perjalanan.

Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Seperti kebanyakan gunung di Indonesia yang memiliki cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi, Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki sebuah cerita yang dipercaya sebagai asal usul terbentuknya gunung ini. Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi tentunya sudah tak asing bagi sebagian besar orang.

Diceritakan pada zaman dahulu kala, hidup seorang perempuan yang cantik jelita bernama Dayang Sumbi. Kecantikan Dayang Sumbi sudah diketahui oleh banyak orang. Dayang Sumbi hidup berdua dengan anaknya yang bernama Sangkuriang di sebuah hutan belantara. Dayang Sumbi sangat menyayangi Sangkuriang dan mereka hidup bahagia bersama seekor anjing kesayangannya, si Tumang, yang sebenarnya adalah ayah dari Sangkuriang.

Suatu hari, Sangkuriang membuat sebuah kesalahan. Sangkuriang pergi berburu rusa bersama si Tumang. Sampai sore hari, Sangkuriang tidak mendapatkan rusa seekor pun. Sangkuriang takut akan mengecewakan ibunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membunuh si Tumang dan membawa dagingnya pulang ke rumah.

Di rumah, Dayang Sumbi segera memasak daging yang dibawa anaknya pulang. Setelah makan, barulah ia menyadari ketidakberadaan si Tumang. Sangkuriang akhirnya mengaku bahwa daging yang mereka makan adalah si Tumang. Dayang Sumbi luar biasa marah pada Sangkuriang. Ia melemparkan sebuah batu sampai mengenai kepala anaknya dan mengusirnya pergi.

Dayang Sumbi kemudian menyesal telah mengusir anak kesayangannya. Kemudian ia berdoa agar diberi umur yang panjang dan awet muda agar bisa bertemu dengan anaknya kembali. Setelah beberapa tahun, mereka berdua bertemu kembali. Dayang Sumbi masih muda dan semakin cantik, sedangkan Sangkuriang telah tumbuh dewasa dan tampan. Singkat cerita, mereka berdua jatuh cinta.

Pada suatu hari, Sangkuriang mengatakan ingin menikahi Dayang Sumbi. Di saat yang sama, perempuan itu melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menyadari bahwa ia adalah anaknya yang telah lama pergi. Dayang Sumbi kemudian mencari cara agar mereka tak jadi menikah.

Setelah meminta petunjuk, Dayang Sumbi kemudian mengajukan syarat pada Sangkuriang. Pemuda itu harus bisa membuat danau dan perahu dalam semalam agar keesokan harinya mereka bisa berkeliling danau berdua.

Menjelang pagi, danau dan perahu yang dibuat Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi pun khawatir dan berdoa agar matahari segera terbit. Doanya terkabul, matahari terbit dan Sangkuriang belum berhasil menyelesaikan perahunya. Karena marah, Sangkuriang lantas menendang perahu setengah jadi tersebut ke tengah danau. Perahu mendarat dalam posisi terbalik. Perahu itulah yang kemudian disebut sebagai Gunung Tangkuban Perahu.

Transportasi ke Gunung Tangkuban Perahu

Salah satu hal yang menarik dari Gunung Tangkuban Perahu adalah diperbolehkannya kendaraan masuk dan naik sampai ke kawasan kawahnya dan tersedianya lahan parkir yang cukup luas untuk kendaraan Anda. Hal ini tidak banyak terjadi di gunung-gunung lain di Indonesia yang menjadi tempat wisata.

Jika menggunakan kendaraan pribadi, ada dua rute yang bisa Anda pilih:

  1. Keluar pintu tol Pasteur menuju ke Jalan Dr. Djunjunan – Pasirkaliki – Sukajadi – Setiabudi – Lembang – Gunung Tangkuban Perahu.
  2. Keluar pintu tol Padalarang menuju arah Cimahi – belok kiri ke arah Jalan Kolonel Masturi – sampai pertigaan Jalan Raya Lembang, belok kiri – Gunung Tangkuban Perahu.


Sedangkan jika menggunakan kendaraan umum, berikut rute yang bisa Anda pilih:
  1. Dari Terminal Leuwi Panjang (Bandung) – naik bus jurusan Bandung-Indramayu – turun di pertigaan gerbang Gunung Tangkuban Perahu.
  2. Dari Stasiun Hall (Bandung) – naik angkot jurusan Stasiun Hall-Lembang – turun di perempatan (Lembang – Maribaya – Tangkuban Perahu) – naik angkot jurusan Lembang-Cikole – turun di pinggir kawah Gunung Tangkuban Perahu.

Harga tiket masuk

Untuk dapat memasuki kawasan wisata alam ini, Anda harus membayar tiket masuk.

Wisatawan domestik:

  1. Tiket masuk: Rp 13.000
  2. Parkir motor: Rp 5.000
  3. Parkir mobil: Rp 10.000
  4. Parkir bus: Rp 20.000

Wisatawan asing:

  1. Tiket masuk: Rp 50.000
  2. Parkir motor: Rp 7.000
  3. Parkir mobil: Rp 15.000
  4. Parkir bus: Rp 25.000
view plainprint?

Related Posts :