Kawasan Wisata Gunung Papandayan Garut

Kawasan Wisata Gunung Papandayan Garut - Gunung Papandayan adalah gunung yang memanjang di selatan kota Bandung. Gunung ini terletak di Kabupaten Garut cukup populer di kalangan warga Jawa Barat karena banyaknya wisatawan dan pendaki yang mengunjungi gunung ini.

Nama Papandayan, berasal dari bahasa sunda “Panday” yang berarti pandai besi. Dahulu, ketika masyarakat melintasi gunung ini, sering terdengar suara-suara yang mirip keadaan ditempat kerja pandai besi, suara itu berasal dari kawah yang sangat aktif. Demikianlah gunung ini kemudian dinamakan Papandayan oleh masyarakat disekitar gunung ini.

Obyek wisata disini yang sangat special adalah kawah papandayan yang masi mengepulkan asap belerang, selebihnya hanyalah pemandangan alam, dan hamparan luas hutan. Lumayan menyenangkan. Jika anda menyukai alam. Jika anda ingin camping anda dapat camping di puncak gunung, atau di pondok selada, Namun pondok selada masi tertutup untuk camping dikarenakan rawan longsor.




Menurut kami jalur yang paling menyenangkan adalah pergi lewat cisurupan dan kembali lewat cisurupan lagi. Karena melalui cisurupan, fasilitas transportasi cukup tersedia. Sehingga anda tidak akan menemukan kesulitan apabila ingin pulang. Cukup melelahkan juga jika anda harus berjalan kaki turun gunung. Kami sangat-sangat tidak menyarankan anda mencoba untuk turun lewat jalur cileleuy. 

Karena anda akan mencapai kebun teh, yang luasnya berhektar2, dan jalan nya pun berkelok-kelok, yang parah nya anda akan sampai di desa terpencil, dimana tidak ada angkot, jalan raya pun sangat jauh dari desa tersebut. Serasa terdampar di tempat terpencil. Tidak ada truk sayur kosong disini, karena mengangkut hasil bumi dari lading para petani. Tidak ada angkot ataupun ojek. Karena didesa ini hanya ada motor trail, dan mobil-mobilan 

Luas kawasan objek ini secara keseluruhan 7132 Ha, yang terdiri dari Cagar Alam dengan luas 6807 Ha dan Taman Wisata Alam 225 Ha. Adapun jenis gunung ini adalah jenis gunung berapi yang memiliki ketinggian 2622 m dari permukaan laut. Sedangkan jumlah kawah Papandayan ini terdapat banyak kawah yang aktif, yang diantaranya ada 4 kawah yang meletus pada tahun 2002 yaitu Kawah Baru, Kawah Nagklat dan Kawah 2002 (2). 

Batas administrasi kawasan ini sebelah Utara yaitu Kecamatan Pasirwangi dan Desa Kepakan, Baratnya Kabupaten Bandung, Selatan Kecamatan Bungbulang dan Timurnya Kecamatan Cisurupan. Batas alam Gunung Papandayan yaitu Utara, Barat, Selatan dan Timurnya adalah Kawasan Perum Perhutani sebagai hutan produksi. 

Dari kawasan ini ke Ibu Kota Kecamatan Cisurupan berjarak 9 km, dari Ibu Kota Kabupaten Garut berjarak 24 km, dari Ibu Kota Propinsi berjarak 84 km, dari Bandara Udara Husen Sastranegara berjarak 84 km, dari Pelabuhan Laut Santolo (Pameungpeuk) 80 km, dari terminal bus/angkot Guntur berjarak 24, dari Stasiun kereta api Cibatu berjarak 64 km dan dari akomodasi terdekat di Bayongbong berjarak 16 km yaitu Penginapan Kondang Sari. 

Topografi Gunung Papandayan berada di ketinggian 2170 m di atas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahannya bergunung, berbukit, dataran dan lembah. Kemiringan lahannya yaitu curam di Cagar Alam, landai di Taman Wisata Alam (TWA) dan agak curam di Cagar Alam dan TWA serta kestabilan tanahnya baik yang berlokasi di Gunung Papandayan. Jenis material tanah ialah tanah pegunungan. 

Penyinaran matahari rata-rata ialah sedang dan ada pengaruh musim, pada musim kemarau sering terjadi kebakaran hutan. Kondisi lingkungan kawasan ini sebagai berikut kulaitas lingkungan, kebersihan / sanitasi dan bentang alamnya baik. Gunung Papandayan tidak ada pencemaran udara dan pencemaran air, sedangkan untuk pencemaran bau ada yang berasal dari belerang di TWA. Sedangkan untuk pencemaran sampah ada berasal dari sampah pengunjung dan vandalisme di kawasan ini ada yang berasal dari ulah pengunjungnya. 

Di Papandayan ada kios yang berjumlah 10 buah yang terletak di deket pintu masuk (loket karcis) yang melebar sepanjang lahan parkir ada 1 buah took cinderamata di antara kios tersebut. Tempat parkirnya memiliki luas 1 ha terletak di dekat pintu masuk yang dapat memuat 100 bus, 200 mobil dan motor yang jumlahnya sangat banyak. 

Kondisi tempat parkir baik, lapisan permukaan beraspal, tanah, rumput dan krikil dengan vegetasi peneduhnya cukup. Terdapat 1 buah toilet umum dengan kebersihan / sanitasi cukup dan kondisi bangunannya cukup. Ada sebuah shelter dengan kebersihan / sanitasi cukup dan kondisinya cukup. Tempat sampah ada 3 buah terletak di dekat lokasi parkir dengan kondisi cukup yang berbentuk keranjang sampah. Bumi perkemahan ada 2 buah, yaitu Pondok Salada berjarak 3 km dari pintu masuk ke arah puncak dengan luas 2 Ha dan Camp David terletak di belakang parkiran dengan luas 1 ? Ha. 

Di bumi perkemahan tersedia fasilitas tempat api unggun dan lapangan upacara. Air bersih di Camp David dan TWA belum ada akibat gunung meletus sedangkan di Pondok Salada terdapat Sungai Cisalada yang berupa mata air. Tingkat kebersihan dan kondisi perkemahan di Gunung Papandayan cukup. 

Interpretation center ada 1 buah dengan tingkat kebersihan dan kondisinya baik yang terletak di pos jaga atau loket. Terdapat pos jaga warna yang berfungsi juga sebgai pos jaga dengan tingkat kebersihan dan kondisinya baik. 

Aksesbilitas di kawasan ini berupa jalan raya dari Garut ? Pameungpeuk yang jenisnya jalan Propinsi dengan panjang 80 km dan lebarnya 6m dengan kondisi cukup, jalan aksesnya termasuk dalam jenis jalan Kabupaten Cisurupan ? TWA sepanjang 9 km dan lebar 5 km dengan kualitas jalannya cukup dan jalan setapak dari tempat parkir ke kawah sepanjang 1 km dan lebar jalannya bervariasi dengan kondisi kurang akibat dari longsor. 

Jenis transportasi umum berupa bis pariwisata (tidak jadwal), ada angkot yang khusus charteran bukan langsung (tidak terjadawl) angkutan tradisional (pick up) dari Cisurupan ke kawah dan ojeg dengan rute yang sama. Tarif yang berlaku dari Cisurupan ke TWA untuk ojeg Rp. 6000,- per orang dan angkutan tradisional Rp. 3000,- per orang. 

Daya tarik Gunung Papandayan yang utama berupa kawah, panorama, pegunungan dan perkemahan, semuanya ini dapat dilakukan di TWA Daya tarik yang potensial berupa hutan terdapat di Cagar Alam (CA) yang sifatnya khusus untuk penelitian dan pendidikan (dari ITB rutin dilakukan tiap tahun) dan perkebunan terdapat di luar kawasan berupa kebun the milik PTPN8 Sedep, Bandung. 

Aktivitas yang utama dapat dilakukan yaitu traking, hiking, fotografi dan rekreasi hutan yang semua ini dapat dilakukan di TWA. Sedangkan aktivitas penunjangnya ialah penelitian fauna dan flora di CA serta untuk piknik dan berkemah dapat di lakukan di TWA. 

TWA memiliki flora yang dominan yaitu Suwagi dan Kiteke sedangkan fauna yang dominan yaitu babi hutan dan burung. Dalam CA flora yang dominan ialah Hiur, Puspa, Pasang Hura, Saninten, Jamaju dan Sega sedangkan untuk fauna dominan adalah babi hutan, jenis burung, macan kumbang dan tutul. Untuk TWA, babi hutan merupakan hewan berbahaya dan untuk di CA berupa macan kumbang dan tutul. Flora langka di CA yaitu Saninten dan untuk faunanya rusa, elang Jawa, Lutung dan Surili. Kegiatan konservasi hewan dan tumbuhan dilakukan di CA. 

Keanekaragaman Hayati

G. Papandayan telah menjadi cagar alam sejak tahun 1924. Ketika itu pemerintah kolonial Belanda menetapkan kawasan hutan dan kawah Papandayan seluas 884 Ha menjadi cagar alam. Saat ini total luas cagar alam telah bertambah menjadi 6807 Ha ditambah taman wisata alam seluas 225 Ha. Penambahan luas cagar alam dan taman wisata alam ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 226/kpts/1990 tanggal 8-5-1990. Wilayahnya meliputi G. Papandayan, G. Puntang, G. Jaya, G. Kendang, Tegal Panjang dan kawah Darajat. Dengan statusnya sebagai cagar alam berarti G. Papandayan beserta keanekaragaman hayati didalamnya dilindungi oleh negara Republik Indonesia.

G. Papandayan memiliki hutan alami yang hening, hutan alami ini dapat kita jumpai pada ketinggian 1900 – 2675 Mdpl. Para ahli tumbuhan menggolongkan hutan pada ketinggian ini sebagai hutan pegunungan atas dan sub-alpin. Penelitian tumbuhan pada tahun 2004 didaerah antara Pondok Saladah sampai Tegal panjang mengungkapkan kondisi hutan sebagai berikut.

Pada daerah kawah, kita dapat menjumpai tumbuhan semak yang tahan terhadap gas beracun seperti suwagi, rumput kawah dan paku kawah. Semakin menjauh dari kawah, tumbuhan semak menjadi lebih beraneka ragam lagi. Selain suwagi, pohon segel, ramo gencel, huru koneng, semak harendong, edelweiss, rumput kawah, paku andam, tumbuhan rambat gandapura dan bungburn dapat kita jumpai didaerah ini.

Semakin ke tepian jalan, kita akan menemui pohon ki haruman yang dahannya dipenuhi benjolan mendomonasi pemandangan. Ke utara di belakang daerah bekas pesanggrahan Hoogbert hut, kondisi hutan mulai berubah karena pengaruh kawah yang mulai berkurang. Hutan disini dipenuhi oleh pohon-pohon berdiameter sedang yang rapat dengan lantai hutan namun jarang ditumbuhi semak, kita dapat menjumpai pohon kendung, anggrit, huru batu dan huru sintok. Selain itu, tumbuhan paku bagedor juga dapat kita jumpai bersama rumput carex dan semak teklan.

Mulai dari Cisupabeureum (2126 Mdpl), dikaki G. Puntang sampai Tegal Panjang, pohon-pohon berdiameter besar yang diselimuti oleh lumut dengan lantai hutan rapat yang ditumbuhi oleh tumbuhan bubukuan dapat kita jumpai disini. Pohon anggrit dan ki hujan sangat mendominasi pada hutan ini, selain pohon salam anjing dan salam beurit. Dua jenis herba penutup tanah yaitu Elatostema eurhynchum dan Elatostema rostratum mudah terlihat disini bersama tumbuhan rambat arbei hutan.

Di Tegal Panjang, kita dapat menemukan 25 jenis tumbuhan herba yang hidup bersama alang-alang. Beberapa diantaranya yang menonjol adalah ki urat, antanan dan Scleria terestis. Tumbuhan endemic Alchemilla villosa dan tumbuhan langka Primula imperalis dapat ditemukan pula di padang ini.

Selain tumbuhan-tumbuhan diatas, kita juga dapat menjumpai dan mengamati beberapa satwa liar yang hidup di hutan Papandayan ini, seperti monyet surili, lutung, babi hutan, mencek dan macan tutul. Didaerah pinggiran hutan dekat perkebunan kita akan menjumpai dengan mudah binatang tando, sigung dan careh.

Menurut catatan dokumen kolonial Belanda, dahulu kala masih dapat dijumpai banteng, rusa dan pelanduk yang terlihat merumput di Tegal Panjang. Pemangsa berupa harimau jawa juga masih sering muncul. Tetapi sekarang semuanya hanya tinggal kenangan saja, satwa-satwa tersebut telah punah.

Peneliti burung berkebangsaan Belanda bernama Hoogerwerf pada tahun 1948 melaporkan terdapat 115 jenis burung yang hidup di G. papandayan. Penelitian pada tahun 2004 pada sisi barat G. Papandayan, dari Pondok Saladah sampai Tegal Panjang serta daerah perbatasan hutan dengan kebun di Pengalengan telah ditemukan 73 jenis burung. Delapan jenis diantaranya endemik pulau Jawa dan 15 jenis lainnya dilindungi oleh perundang-undangan. Terdapat 2 jenis burung yang terancam kepunahan, yaitu elang jawa dan luntur gunung serta 2 jenis burung lainnya yang mendekati dan terancam punah yaitu wallet gunung dan cica matahari.

Disekitar dinding kawah, ditemukan burung pemangsa dadali dan alap-alap capung. Sementara didaerah hutan yang didominasi oleh tumbuhan suwagi disekitar kawah, mudah dijumpai burung kacamata, balecot, tengtelok dan tikukur.

Di hutan selepas kawah hingga tegal Panjang, kita dapat menjumpai sepah gunung, burung sapu, mungguk loreng, wergan dan kacamata bersama dengan puyuh laga dan cincoang biru yang menghuni semak-semak. Burung saeran, saeran kelabu dan walik kepala ungu juga sering terlihat di hutan ini. Sedangkan luntur gunung dan luntur harimau butuh kecermatan untuk menjumpainya.

Sementara didaerah perbatasan hutan dengan kebun sayur atau kebun teh dapat ditemukan burung pemangsa yang terancam kepunahan yaitu elang jawa bersama dengan 2 pemangsa lainnya yaitu elang ruyuk dan elang hitam. Burung saeran, wergan koneng, pijantung kecil dan kepudang sungu jawa juga mudah ditemui didaerah ini. Sementara burung kandancra dan cica matahari memerlukan kesabaran untuk dapat melihatnya. Di kebun teh itu sendiri merupakan arena bermain dan habitat bagi dua jenis burung toed dan tektek reod.

Berdasarkan dari kebiasaan makannya, burung-burung di G. Papandayan sebagian besar (64%) adalah pemakan serangga (insectivor). Kondisi ini menunjukkan peranan burung yang besar dalam menjaga keseimbangan populasi serangga yang terdapat di hutan Papandayan.

Panorama Alam dan Wisata Gunung Api (Vulkanowisata)

G. Papandayan selain dikenal banyak orang karena panorama alam, keindahan kawah dan sunrisenya yang memikat, juga dikenal banyak orang karena kondisi gunungnya yang dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan bagi para pemerhati gunung api. Termasuk bagi para pelajar, mahasiswa dan peneliti yang memerlukan data-data yang berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan alam seperti ilmu kehutanan, geologi, vulkanologi, geofisika dan lain-lain.

Pondok Saladah

Pondok Saladah merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha yang terdapat di ketinggian 2288 Mdpl. Banyak ditumbuhi tumbuhan edelweis yang abadi dan tidak mudah layu serta memiliki aroma yang khas. Didaerah ini mengalir Sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun, tempat ini biasanya dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan perkemahan. Sepanjang perjalanaan dari tempat parkir (titik awal pendakian) menuju tempat ini kita akan disuguhi panorama alam yang sangat indah, yakni pemandangan pembuka berupa bentangan kaldera berbentuk tapal kuda yang sangat luas, yakni mencapai 3 Km yang dihiasi oleh bebatuan berserakan yang berwarna-warni. 

Disebelah kanan selama perjalanan kita akan menjumpai dinding batu berwarna perak bernama tebing soni, dimana kota garut dapat terlihat dari puncak tebing ini, sementara disebelah kirinya kita dapat melihat jejak dari daerah bekas aliran letusan gunung pada tahun 2002, pohon-pohon yang hangus terbakar dan lubang-lubang yang mengeluarkan uap panas dari dalam tanah. Tumbuhan suwagi juga menghiasi pemandangan selama perjalanan menuju tempat ini.

Kawah Mas

Bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, para peneliti dan para pendaki, kawah Mas adalah lokasi yang selalu menjadi tujuan utama dari semua perjalanan menuju gunung ini. Jika dibandingkan dengan lokasi-lokasi objek wisata lainnya yang ada disekitar gunung ini, kawah Mas merupakan lokasi yang sudah dibangun sedemikian rupa dan tampak lebih maju dan berkembang. Hal ini dikarenakan kawah Mas merupakan pusat dan lokasi terpenting dari rangkaian sejarah letusan G. Papandayan. 

Disini kita dapat mengamati aktivitas gunung berapi Papandayan yang sedang berjalan sesuai waktunya, di kawah ini terdapat 14 lubang letusan yang mengeluarkan asap dengan warna yang berbeda-beda, beberapa mata air mengandung belerang juga terlihat keluar dari sela-sela bebatuannya dan tentunya kita dapat mengamati aktivitas kawah Mas dari jarak yang sangat dekat.

Kawah Mas merupakan kompleks gunung berapai yang masih aktif seluas 10 Ha. Pada komplek ini terdapat lubang-lubang magma baik yang besar maupun yang kecil, lubang-lubang tersebut mengeluarkan asap dan uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang unik.

Selain kawah diatas, beberapa kawah lainnya seperti kawah Manuk, kawah Baru dan kawah Nangklak juga dapat kita kunjungi untuk memperdalam pengamatan kita tentang aktivitas gunung api Papandayan.

Tegal Alun-Alun

Tegal Alun-Alun merupakan lokasi kawah tertua dari G. Papandayan yang telah lama mati dan berubah menjadi padang terbuka yang semua lokasinya hampir dipenuhi oleh tumbuhan edelweis, sehingga selama kita berada di lokasi ini kita akan selalu mencium harumnya bunga edelweiss yang khas. Lokasi ini menyerupai lembah yang dikelilingi oleh kompleks pegunungan dengan puncak-puncaknya yang menjulang. 

Dilokasi ini juga muncul sumber mata air bagi Sungai Ciparugpug disamping fumarola, solfatara dan sumber air panas yang keluar melalui retakan atau celah bebatuan yang ada disekitarnya. Bagi para peneliti, Tegal Alun-alun selalu dijadikan sebagai tempat untuk mengamati satwa-satwa liar dan tumbuhan-tumbuhan endemik.

Selain diatas, Tegal Alun-Alun dan beberapa lokasi lainnya seperti Lawang Angin dan Tebing Soni, juga merupakan lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengabadikan momen-momen penting lainnya seperti pangambilan momen matahari terbit (Sunrise) yang sangat menakjubkan.

Lembah Maut (Lembah Ruslan)

Lembah Maut (lembah Ruslan) merupakan salah satu lokasi yang dianggap berbahaya bagi pengunjung di gunung ini. Dilembah ini banyak ditemukan bangkai binatang yang mati akibat terjebak gas beracun. Pada tanggal 18 Desember 1924, diberitakan seorang mantri bernama Ruslan terjatuh ke lembah ini dan tak sadarkan diri, beberapa saat kemudian mantri Ruslan dinyatakan meninggal karena menghirup gas CL2. Setelah kejadian meninggalnya mantri Ruslan, lembah ini dinyatakan berbahaya. Dan karenanya lembah ini kemudian di kenal dan diberi nama dengan sebutan Lembah Maut atau Lembah Ruslan.

view plainprint?